WHO Cemas, Minta Dunia Lakukan Segalanya untuk Perang Panjang Lawan COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa mungkin tidak akan ada silver bullet atau peluru perak untuk COVID-19 dalam bentuk vaksin yang sempurna. Jalan menuju normalitas seperti sebelumnya juga dilaporkan akan panjang, dengan beberapa negara memerlukan pengaturan ulang strategi.
Menurut penghitungan Reuters, lebih dari 18,14 juta orang di seluruh dunia dilaporkan terinfeksi penyakit ini dan 688.080 telah meninggal dunia.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Kepala Darurat WHO Mike Ryan mendesak negara-negara untuk secara ketat menegakkan langkah-langkah kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak sosial, mencuci tangan, dan tes virus. ( )
"Pesan kepada orang-orang dan pemerintah jelas, yaitu lakukan itu semua!," kata Tedros, seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (4/8).
Tedros juga mengatakan, masker wajah harus menjadi simbol solidaritas di dunia.
“Sejumlah vaksin sekarang dalam uji klinis fase tiga dan kami semua berharap memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang dari infeksi. Namun, saat ini tidak ada peluru perak dan mungkin tidak akan pernah ada," sambungnya.
Virus corona baru adalah darurat kesehatan terbesar sejak awal abad ke-20. Pergulatan internasional untuk mencari vaksin juga belum pernah terjadi sebelumnya. Tapi, Tedros menggarisbawahi ketidakpastian.
"Ada kekhawatiran bahwa kita mungkin tidak memiliki vaksin yang dapat berfungsi, atau perlindungannya hanya untuk beberapa bulan, tidak lebih. Tetapi, sampai kita menyelesaikan uji klinis, kita tidak akan tahu," ungkap Ryan. ( )
Ryan menambahkan, negara-negara dengan tingkat penularan yang tinggi, termasuk Brasil dan India, perlu bersiap untuk pertempuran besar.
"Jalan keluarnya panjang dan membutuhkan komitmen berkelanjutan," tutup Ryan.
Menurut penghitungan Reuters, lebih dari 18,14 juta orang di seluruh dunia dilaporkan terinfeksi penyakit ini dan 688.080 telah meninggal dunia.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Kepala Darurat WHO Mike Ryan mendesak negara-negara untuk secara ketat menegakkan langkah-langkah kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak sosial, mencuci tangan, dan tes virus. ( )
"Pesan kepada orang-orang dan pemerintah jelas, yaitu lakukan itu semua!," kata Tedros, seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (4/8).
Tedros juga mengatakan, masker wajah harus menjadi simbol solidaritas di dunia.
“Sejumlah vaksin sekarang dalam uji klinis fase tiga dan kami semua berharap memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang dari infeksi. Namun, saat ini tidak ada peluru perak dan mungkin tidak akan pernah ada," sambungnya.
Virus corona baru adalah darurat kesehatan terbesar sejak awal abad ke-20. Pergulatan internasional untuk mencari vaksin juga belum pernah terjadi sebelumnya. Tapi, Tedros menggarisbawahi ketidakpastian.
"Ada kekhawatiran bahwa kita mungkin tidak memiliki vaksin yang dapat berfungsi, atau perlindungannya hanya untuk beberapa bulan, tidak lebih. Tetapi, sampai kita menyelesaikan uji klinis, kita tidak akan tahu," ungkap Ryan. ( )
Ryan menambahkan, negara-negara dengan tingkat penularan yang tinggi, termasuk Brasil dan India, perlu bersiap untuk pertempuran besar.
"Jalan keluarnya panjang dan membutuhkan komitmen berkelanjutan," tutup Ryan.
(tsa)